Rabu, 21 September 2011

Kemdiknas: Aksi Kekerasan Pelajar Memalukan


Sejumlah wartawan terdesak saat bentrok dengan siswa SMAN 6, di depan SMAN 6, Bulungan , Jakarta Selatan, Senin (19/9/2011). Kejadian ini bermula saat sejumlah wartawan dari media cetak maupun elektronik melakukan aksi protes berkaitan dengan kasus perampasan kamera video salah satu wartawan

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional Hamid Muhammad mengaku sangat malu dengan aksi kekerasan yang dilakukan pelajar. Pada Senin lalu, terjadi pengeroyokan oleh siswa-siswa SMA Negeri 6 Jakarta Selatan terhadap sejumlah wartawan. Hal itu mengakibatkan para wartawan mengalami luka-luka, sejumlah siswa juga dilaporkan mengalami hal yang sama.

Menurut Hamid, pihaknya malu karena aksi pengeroyokan itu terjadi tidak jauh dari kantor Kemdiknas yang terletak di kawasan Jalan Jenderal Sudirman. Ia juga mengatakan, aksi kekerasan yang dilakukan pelajar juga berbanding terbalik dengan gerakan pendidikan karakter yang tengah digaungkan.
"Kami sangat malu karena seharusnya sekolah-sekolah di Ibu Kota negara memberikan contoh baik. Ini malah mempertontonkan tindak kekerasan yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan. Semangat pendidikan karakter dijawab dengan aksi semacam itu," kata Hamid, Rabu (21/9/2011), di Jakarta.
Oleh karena itu, ia mengaku telah meminta jajarannya untuk berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta untuk melakukan identifikasi hal-hal yang memicu terjadinya aksi pengeroyokan itu, termasuk sekolah-sekolah lain yang selama ini tercatat sering terlibat tawuran dan tindak kekerasan di lingkungan sekolah. Menurut Hamid, Kemdiknas ataupun Disdik DKI Jakarta bertanggung jawab dalam membuat regulasi kontrol di sekolah secara komprehensif.
"Kami akan tangani secara terintegrasi. Kami tidak mau mempertontonkan hal seperti kemarin," ujarnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar